Pilihan
Rabu, 19 Desember 2012 @ 04.03 | 0 Comment [s]
di jalan tugu utara nomer satu. waktu itu aku jalan sendirian. pulang sekolah dan males pulang ke rumah. seragamku masih kaku, dasiku masih bau baru, langkahku masih kayak di jalan dokter cipto nomer duapuluh dulu.aku liat pohon besar di depan sekolah deket parkiran. aku duduk di bawah pohon besar itu. sepersekiandetik, ada beberapa daun yang jatuh. mereka terbang terus jatuh di sela sela tanah dan aspal. ninggalin daun lainnya yang masih hinggap di dahan. beberapa daun ada yang jatuh, ada yang keseret, terbang lagi, kehempas, ada juga yang tetap diam. kayak pilihan. dari sekian banyak pilihan, kita dituntut buat memilih beberapa diantara mereka dan konsekuensi yang relevan dengan pilihannya. kadang kita memilih satu pilihan yang akan buat kita terbang, atau jatuh, dan bisa jadi kita akan tetap diam. tetap diam atau lebih diam. terus aku mikir aku aksel itu pilihan aku dapet danem jelek itu pilihan aku ikut online itu pilihan aku gak ikut mandiri itu pilihan aku SMA itu pilihan aku bergerak atau pasrah itu pilihan dan akhirnya aku bergerak itu pilihan jam setengah satu, itu pilihan aku nangis bahagia atau aku nangis kecewa itu semua pilihan pilihan yang bawa kita ke pilihan lagi kita mau memilih atau dipilih memilih keinginan atau dipilih kenyataan terimakasih untuk hari pertamanya yang ngingetin aku sama bau seragam dua tahun yang lalu di depan ruang guru. terimakasih untuk pohon besar yang ngajak aku untuk duduk dan akhirnya diam. terimakasih untuk daun-daunnya yang ngajarin aku tentang pilihan. |
The Disclaimer underlined, bold GOING BETTER
Navigations! Let's Talk!
The Credits! |