//Forever Imperfect
Menunggu

Sabtu, 06 Oktober 2012 @ 09.22 | 0 Comment [s]

Lihat.
Seorang gadis menunggumu di sudut kecil yang tak jauh dari ulu. Dia duduk dengan rapi dan sesekali menengok, akankah ada seseorang yang datang. Ruang ini begitu sesak. Menghempit rambutnya yang menjadi tak keruan. Sebuah ruang -yang terlihat- kosong tetapi berisi seribu tanda tanya yang meriuh-riuh dengan saksama. Gadis itu tetap terduduk. Memandangi satu per satu bagian dalam ruang itu. Merasakan keheningan yang meramaikan suasana. Dia sudah lama berada di sana. Sudah sangat lama dan mulai merasa lelah.

Dengar.
Gadis itu meringkih kesakitan. Sebuah luapan emosi yang terbendung dengan sempurna lalu terjadi kebocoran pada suatu sisinya. Dia mulai berdiri. Sesenggukan. Mencium bau aroma khas ulu. Menciumnya sekali lagi, mengusap air mata, lalu mencoba mulai menggerakkan kakinya untuk melangkah. Untuk pergi. Jauh dari sana. Tapi? Badannya membeku dan membisu. Ia tak tau apa yang terjadi saat itu bila ia memutuskan untuk pergi. Kenyataan tidak membawanya pada apa yang ingin dia lakukan. Dia ingin pergi, tapi dia tidak bisa pergi. Dia menangis tak tentu arah.

Rasakan.
Sebuah penantian panjang dan melelahkan. Menerima harapan yang semu dan tak kunjung reda. Semuanya berawal dari hati yang kelu dan tak mau berbicara. Sebuah suara yang mendering dengan halus, tak didengar. Menunggu begitu lama tapi tak ada kepastian. Sebuah rasa sakit yang disepelekan.

Mengertilah, menunggu itu menyiksa diri!

(sebuah catatan di ujung jalan penantian)


Older Post | Newer Post
The Disclaimer

Just being Alice on Alice In Wonderland, TinkerBell on Peterpan fairy tale, Yamada Miiko on Hai Miiko's comic, Carl Fredricksen on Up films, and Ima in her life. So colorful.

underlined, bold

GOING BETTER


Navigations!

Diary About Stuff Site


Let's Talk!


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : UR NAME

Best View at GOOGLE CHROME!