//Forever Imperfect
Sebuah rindu

Rabu, 01 Agustus 2012 @ 07.18 | 0 Comment [s]

Sebuah sajak yang meluluh dan terkubur dalam-dalam. Sebuah rintangan yang sejuk dan sedam. Sebuah pernyataan yang berat dan memilukan. Sebuah kerindangan hati yang pilu dan gusar. Sebuah pengharapan pada masa lalu yang hilang. Sebuah kemarau panjang yang kering dan menghauskan. Sebuah penjara yang memenjarakan hati dan perasaan. Sebuah sungai yang menghanyutkan rasa dan mimpi. Sebuah rindu. Sebuah kerinduan yang hangat dan mencekam.


 ~


Tidak samar kurasakan. Bagaimana sajak mengajakku pada kerinduan yang hampa. Mereka telah lama hilang. Tapi aku tahu mereka masih ada. Masih melekat dengan erat dan tak ingin terpisahkan. Semua tawa sampai tangis masih membekas.

Gedung sekolah SMPN 3 Malang yang begitu hijau. Tikungan yang membelok dan memecah keheningan. Perempatan yang rindang dan haru. Jalan ini, tidak pernah sepi. Begitu juga kami.

Ruang kelas Akselerasi yang membawa kami pada sebuah kisah. Yang tidak terduga dan melumpuhkan kami pada canda tawa. Yang mengusir kami dari tangis. Dan memperkenalkan kami pada masa remaja.
Lantai dua lah saksi kisah kami. Tangga yang angkuh menganggap kami bocah kecil. Lorong aksel yang menjadi awal tempat kami menulis paragraf demi paragraf. Lalu dua ruang kelas yang menunjuk kami pada kebahagiaan.

Kelas sembilan akselerasi. Terlihat buruk dan tak berdaya. Tapi lihatlah bekas canda dan tangis kami disana. Itulah bukti, kelas ini begitu berharga.
Pagar besi pelindung pintu yang kunci gemboknya sering hilang. Pintu kayu yang membekas sepatu kami. Terbuka. Hawa ini. Bau ini. Tidak enak, tapi mengingatkan kami pada kaos kaki-kaos kaki kami yang penuh debu. Karpet merah yang tidak pernah di laundry selama lima tahun. Karpet merah yang merangkul kaki kami hingga bersatu. Karpet merah yang mendengar cerita, curhat, gosip, dan deru kami. Bangku bangku putih istimewa yang masih bersih karena kami tau tangan kami masih sayang bangku. Tidak rela mencoretnya. Bangku-bangku yang terlalu rendah hati. Tak gundah saat kami memporak porandakannya. saat kami membantingnya. dan saat kami melampiaskan amarah pada mereka. Papan tulis putih yang termasuk baru, tapi terkesan begitu lama. Lama karena cerita yang terkait. Papan tulis yang merekam coretan kami. Tanda tangan kami. Rumus matematika. Cerita nabi nuh. Reproduksi manusia. Dan beribu titik titik lainnya. Tak lupa percakapan kami yang tertulis disana. Yang tidak pernah lupa mengingatkanku untuk tertawa. Spidol yang sering habis. Penghapus yang selalu pinjam. Meja guru yang selalu berantakan. Televisi yang menghangatkan kami saat menonton bersama. Komputer yang setia sampai rusak. Kabel-kabel yang menjerat persahabatan kami. Gorden yang harum karena kami peka. AC yang tidak pakai remote. AC yang mendinginkan suasana. Wallpaper yang pucat dan penuh sobekan. Ah, itu juga. Tembok triplek beralas wallpaper yang bolong. Haha, itu hasil kerja kami. Sebegitu hangat rangkulan kami. LCD yang harus naik meja. ITboard (aku lupa namanya. kata devi sih ITboard. Jadi apapun sistem touch gitu *gaya) yang terletak di samping dan mengagumkan. Loker kami berjajar rapi di belakang. Menjaga rahasia kami satu per satu. Vas bunga yang masih bertahan dengan debu di pojok ruangan. Kartu yang berserakan di dekatnya, yang sering kami mainkan, yang menjadi saksi bisu permainan kami. Gitar yang menjaga melodi dan simphoni pertemanan. Jendela yang memberi celah kami untuk mengintip istirahat. Suasana ini begitu indah. Kelas ini begitu berharga. Kelas yang setiap titik nya menjadi saksi dan teman kami selama satu tahun. Dan tidak akan pernah kulupakan sampai kapanpun. Sampai .............. kapanpun.

Aku rindu kalian.

Rindu atmosfer sembilan akselerasi.

Rindu bangku ku yang penuh dengan novel di kolongnya.

Rindu kertas penuh coretan saat pelajaran.

Rindu saat kita mengukir cerita bersama.

Sebuah rindu yang menggetarkan hidup.


Older Post | Newer Post
The Disclaimer

Just being Alice on Alice In Wonderland, TinkerBell on Peterpan fairy tale, Yamada Miiko on Hai Miiko's comic, Carl Fredricksen on Up films, and Ima in her life. So colorful.

underlined, bold

GOING BETTER


Navigations!

Diary About Stuff Site


Let's Talk!


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : UR NAME

Best View at GOOGLE CHROME!