Gadis dan Biola
Senin, 30 Juli 2012 @ 06.08 | 2 Comment [s]
Di sana, seorang gadis tersungkur melemah di tanah. Daun musim gugur jatuh dari pohon merah yang membayang-bayang angkasa. Dia tak bisa bangun. Menyeret langkah pada guguran getah bunga. Wajahnya pucat tapi merona. Gaunnya merendah tak berani berkata. Sebuah biola. Tua tapi merona. Mmebawa kagum ke dalam sana. Mengalir dari senar sampai tangannya. Gesekan simphoni menggurat dari dalam hatinya. Dia perlahan masuk ke dalam biola itu. Menjatuhkan gesekan yang lama-lama memberi noktah di angkasa dalam dirinya. Senarnya yang kukuh dan kekar, menunduk kepada senja. Ribuan sajak memuji memujanya. Tatkala ia berhenti bergetar, sendu dan sedam. Senarnya jatuh dalam dekapan. Air matanya berlinang membawa senar. Tak lama, ia berbisik kepada Tuhan, "Jangan Kau ambil jiwa simphoni, sebelum sinar terakhirku jatuh dalam korespondensi." nb: halo ini nganggur. nemu sebuah paragraf ciptaanku di buku tugas bahasa indonesia SMP. aduh jadi kangen pak mas'ud... |
The Disclaimer underlined, bold GOING BETTER
Navigations! Let's Talk!
The Credits! |