MENUMBUHKAN HEROISME BARU
Senin, 05 September 2011 @ 04.03 | 0 Comment [s]
A'o. hari ini aku lagi semangat semangat empat limanya buat ngomongin judul diatas. entah kenapa. mungkin terobsesi jadi security *ups. bukan bukan. hehe. mm.. kenapa ya? auk deh. yang penting baca aja. seep. lets cekidot!NEGARA tanpa pahlawan sama artinya negara tanpa kebanggaan. Jika sebuah negara tidak memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, negeri itu miskin harga diri. Ia bahkan bisa menjadi bangsa harga diri. Karena itu, setiap negara mestinya memiliki tokoh yang disebut pahlawan. Pahlawan menjadi penting karena ia memberi inspirasi.Inspirasi untuk selalu memperbaiki kondisi negeri.Inspirasi agar bangsa ini terus bangkit. Dan, bangsa ini sesungguhnya mempunyai banyak sekali orang yang memberi inspirasi itu. Persoalannya, apakah kita mampu 'mengambil' insirasi dan kemudian secara terus menerus mempunyai spirit untuk memperbaiki bangsa ini? Karena itu, memperingati Hari Pahlawan merupakan saat tepat untuk evaluasi ulang pemahaman kita akan arti pahlawan. Jika tidak, ia hanya akan menjadi seremoni hampa makna, tak membuat perubahan apa pun bagi negara. Negara seperti dibiarkan berjalan menuju bibir juang. Setiap generasi memang memiliki persoalan dan tantangannya sendiri. Dulu, musuh utama bangsa ini adalah penjajah. Heroisme untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan pun menjadi pekik yang tidak pernah berhenti disuarakan. Kini, siapa yang layak menjadi musuh bangsa ini? Musuh besar kita tak lain dan tak bukan adalah korupsi, kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. itulah sejumlah masalah utama yang dihadapi negeri ini sekarang. Korupsi seperti penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Orang justru berlomba-lomba mengeruk uang negara. Dan, itu terjadi di semua levelyang menyebar baik di pusat maupun di daerah. Hampir semua jajaran, baik yudikatif, legislatif, maupun eksekutif, terjangkit penyakit korupsi kronis. Jumlah orang miskin juga seperti tak ada habis habisnya. Padahal, pembangunan terus dilakukan. Tentu ada yang salah atau tidak beres dalam proses pembangunan kita. Salah dalam tatanan perencanaan dan implementasi. Sebab masih amat banyak yang berpikiran bahwa harta negara boleh diambil semau-maunya. Kini bangsa ini juga mengalami problem amat serius, yakni ketidakpercayaan diri. Sebuah bangsa tanpa kepercayaan diri tidak mungkin bisa menghasilkan produk-produk unggul. Keunggulan hanya bisa diraih jika kita mempunyai kebanggaan akan bangsa dan negerinya sendiri. Dengan inferioritas ini kita akan sulit bersaing di era global. Sebab globalisasi menuntut keunggulan. Tanpa keunggulan, kita hanya akan menjadi penonton yang bisa berteriak teriak, tetapi tidak bisa menentukan apa-apa. Itulah makna heroisme baru yang harus dibangun terus menerus. Kita tidak ingin jasa para pahlawan dan nilai-nilai luhurnya hanya ada dalam ingatan, tapi terlupakan dalam tindakan. |
The Disclaimer underlined, bold GOING BETTER
Navigations! Let's Talk!
The Credits! |